Minggu, 17 Januari 2016

Contoh Laporan Observasi Fasilitator Lingkungan



LAPORAN OBSERVASI BULAN JULI 2013

Laporan ini Dibuat Guna Sebagai Bahan Rujukan Fasilitasi Pendampingan Kampung Bersemi dan Tujuh Titik Pantau Adipura
Gang Famili RT 24 Kecamatan Sangatta Utara
Kabupaten Kutai Timur
Tahun 2013







Disusun oleh:
Nur Muhabibudin
Gerhanu Heri Purnomo


FASILITATOR PENDAMPINGAN KAMPUNG BERSEMI DAN TUJUH TITIK PANTAU ADIPURA KUTAI TIMUR
LAPORAN OBSERVASI (PENGAMATAN)
RT 24 (GANG FAMILI)


I.         Pendahuluan
A.      Sejarah RT
RT 24 pada dasarnya lebih dikenal dengan Gang Famili dengan 3 rumpun RT yaitu RT 24 sendiri, RT 23 dan RT 43. Berkaitan dengan sejarah RT 24 ini tidak terdapat jejak pasti peninggalan sejarah berupa monumen, prasasti maupun data tertulis. Namun lebih pada data wawancara dengan orang yang mengalami maupun mengetahui tentang sejarah RT ini. Menurut beberapa informasi dan interview dengan tokoh RT dan masyarakat setempat diketahui bahwa awal terbentuknya Gang Famili itu sekitar tahun 1991. Asal kata Famili sendiri adalah serapan dari bahasa Inggris Family yang artinya keluarga. Pada mulanya ada beberapa keluarga yang berkumpul dan menempati daerah tersebut kemudian membentuk komunitas dan satu persatu mulai ada pembukaan-pembukaan terhadap lahan baru di wilayah tersebut. Apalagi ketika itu Gang Famili mempunyai sumber air berupa sungai yang bersih dan sering digunakan sebagai tempat mandi sehingga lambat laun semakin banyak orang yang bermukim dan tinggal di daerah tersebut. Awalnya Gang Family ini hanya 1 RT saja yaitu RT 27 namun dalam perkembangan dengan jumlah penduduk yang semakin banyak maka timbulah pemekaran-pemekaran yang terjadi di wilayah Gang Famili ini. RT yang pada mulanya hanya RT 27 maka dibagi lagi menjadi 3 RT yaitu RT 23, 24 dan 43.
Ketika terjadi musim kemarau panjang dari tahun 1993 sampai 1994 warga Gang Famili banyak yang kekurangan air. Maka untuk menanggulanginya air sungai yang masih bersih dipompa menggunakan alat kemudian dialirkan ke rumah warga. Warga masyarakat Gang Famili yang mayoritas beragama Islam pada tahun 1992 atas inisiatit warga akhirnya terbentuklah Mushala sebagai tempat ibadah. Baru pada tahun 1995 mushala yang dianggap sudah tidak mampu lagi menampung jumlah jama’ah maka dengan gotong-royong warganya mengganti mushala menjadi masjid yang kapasitasnya lebih banyak. Gotong royong warga sangat itu sangat kuat dan antusias sehingga Gang Famili inilah yang dulunya menjadi Gang pertama yang terdapat penerangan listrik. Pada tahun 1994 gang ini juga telah membangun sebuah posyandu yang dalam pembangunannya merupakan iuran dan sumbangan dari warga tidak meminta bantuan PEMDA sama sekali. Posyandu bahkan menjadi juara 1 lomba posyandu kala itu.
B.       Gambaran Umum RT
Warga masyarakat RT 24 ini kebanyakan merupakan warga pendatang, seperti suku Jawa, Bugis, Banjar, Dayak, Sunda, Madura dan Lombok, warga aslinya yaitu suku Kutai lebih banyak mengasingkan diri kedaerah pesisir. Warga suku jawa dan Bugis yang lebih mendominasi di RT ini. Kebiasaan berbahasa ataupun bahasa yang digunakan dalam keseharian warga adalah Bahasa Indonesia, hal ini agar tidak terjadi miss comunication atau kesalahfahaman antara warga yang berbeda Suku dan bahasa. Namun dalam kehidupan di rumah ataupun jika bertutursapa dengan sesama suku, warga juga menggunakan bahasa suku masing-masing.
Kegiatan kemasyarakatan berupa gotong royong di daerah ini bisa dibilang sudah cukup baik, karena masih banyak warga yang menyempatkan untuk ikkut berpatisipasi disela-sela kesibukan mereka. Kegiatan warga yang dianggap paling dominan untuk berkumpul dan bermusyawarah adalah kegiatan pengajian ibu-ibu yang diadakan setiap hari minggu. Selain itu juga ada kegiatan pengajaran keagamaan kepada anak-anak yaitu TPA. Sedangkan PKK sendiri dianggap kurang berperan karena vakum dan tidak pernah ada kegiatan di lingkungan RT ini.




II.      Observasi Potensi
A.      Gambaran Tokoh
1.    Ketua RT
Ketua RT 24 sekarang dijabat oleh Bapak Ali Mahmudi, beliau memangku jabatan ini sudah 1 tahun. Selain dipercaya sebagai Ketua RT beliau adalah pedagang, beliau mempunyai usaha toko alat-alat bangunan. Dalam perjalanannya RT 24 ini telah mengalami beberapa pergantian Ketua RT. Sebelum Pak Ali Mahmudi yang menjabat sebagai Ketua Rt 24 ini adalah Pak Udin, Pak Wahyudi, Pak Slamet Riyadi dan Pak Hasim Jabir. Jadi RT 24 Gang Famili ini sudah mengalami pergantian Ketua RT sebanyak lima kali.
2.    Tokoh Masyarakat
Salah satu tokoh kunci yang berperan dalam terbentuknya gang Famili ini adalah Pak Suprapto. Beberapa informasi berkaitan dengan sejarah maupun kondisi RT 24 Gang Famili ini di dapatkan dari keterangan beliau. Beliau sendiri merupakan Kepada Dusun (Kadus) yang mempunyai banyak peran terhadap prestasi Gang Famili. Beliau merupakan pensiunan polisi yang yang kemudian bergabung dengan perusaan KPC dan pernah juga menjadi konsultan. Beliau diangkat sebagai kepala dusun sejak tahun 1997 dan menjabat hingga sekarang. Beliau juga merupakan Ketua yayasan TPA. Istri beliau Hj. Nani Herawati merupakan Ketua Posyandu, ketua yasinan dan ketua TPA. Meskipun Pak Purwanto termasuk kedalam warga RT 23, karena rumahnya yang terdapat perbatasan di RT 23. Beliaulah yang mempunyai peran yang sangat besar terhadap prestasi dan perkembangan Gang Famili.
Tokoh masyarakat yang lain adalah Pak Raisunta yang rumahnya tepat di depan Masjid. Beliau adalah anggota DPR Kabupaten Kutai Timur.


3.    Tokoh Agama
Gang Famili merupakan gang yang mayoritas warganya beragama Islam, sehingga peran tokoh agama terhadap perkembangan RT ini sangatlah besar. Beberapa tokoh agama yang terdapat di RT 24 ini diantaranya adalah Pak Sabeni (Imam Masjid), Ust. Samsudin dan Ust. Sukri.
4.    Tokoh Adat
Masyarakat RT 24 yang terdiri dari berbagai rumpun suku dan adat istiadat yang berbeda tidak menjadikan pemecah persatuan antar warga. Tokoh adat di lingkungan RT 24 ini tidak begitu terlihat bahkan bisa dianggap tidak ada karena tipologi masyarakatnya yang sangat terbuka.
5.    Tokoh Lingkungan (Kader Lingkungan)
Lingkungan yang bersih, tertib dan teratur akan membuat suasana yang asri dan nyaman. Tokoh lingkungan yang terdapat di RT 24 ini adalah Pak Imam Mustakim, yang merupakan anak dari Pak Sabeni (Tokoh Agama). Beliau adalah orang yang bekerja sebagai pengambil sampah dari rumah warga RT 24 ini. Setiap hari dengan motor khusus pengangkut sampah beliau mengambil sampah-sampah yang telah dikumpulkan di depan rumah warga.
Selain Pak Imam Mustakim yang bertugas sebagai pengangkut sampah ke tempat pembuangan sementara kader lingkungan yang lain adalah Pak Ganing. Beliau adalah karyawan di UPT KPP yang memang bekerja di bidang penanganan sampah. Beliau selalu mengajak warga untuk membuang sampah pada tempatnya, juga menyuruh warga untuk mengurangi timbulan sampah yaitu dengan memilah sampah yang dipakai sehari-hari. Beliau pernah mengajak warga untuk mengelola sampah yang organik menjadi pupuk kompos. Sebenarnya antusiasme warga cukup tinggi terhadap ajakan tersebut, namun karena kesibukan warga akhirnya hanya ada 1 atau 2 saja yang ikut, itupun dari lingkungan keluarga Pak Ganing sendiri.
Warga masyarakat RT 24 pada dasarnya selalu sepakat dan antusias terhadap kebijakan maupun program-program di RT mereka. Namun karena kesibukan pekerjaan sehingga warga tidak mampu untuk berpartisipasi penuh. Setiap kebijakan yang diambil maupun dilaksaksanakan selama ini tidak ada yang bertentangan maupun tidak sepakat. Hanya saja terkadang kondisi yang tidak bisa dipungkiri sehingga kebijakan maupun program itu tidak semua dijalankan oleh warga.
Masyarakat warga RT 24 ini merupakan warga yang bisa dibilang cukup baik dalam hal tingkat kehidupannya. Dengan rata-rata kondisi masyarakat yang bertaraf hidup menengah keatas, sehingga banyak warga yang tidak terlalu berharap dengan kebijakan pembiayaan pemerintah dalam menjalankan program-program kemasyarakatan. Selain itu juga karena prosedural yang cukup merepotkan ketika masyarakat harus selalu berharap dengan Pemerintah Daerah. Namun tetap saja ketika ada bantuan dari Pemerintah warga masyarakat akan senantiasa menyambutnya dengan baik.
B.       Kondisi Sarana Prasarana
Tempat sampah warga menjadi salah satu penunjang guna menciptakan suasana kebersihan terhadap lingkungan maupun kesadaran untuk senantiasa membuang sampah pada tempatnya. Dari tempat sampah warga itu akan diambil kembali untuk dikumpulkan di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan pada akhirnya akan sampai di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) untuk diproses. Tempat sampah yang terdapat di RT ini kebanyakan adalah bantuan dari UPT KPP. Namun banyak warga yang mengeluhkan bahwa tempat sampah itu kurang, sehingga tidak jarang warga yang membuat ataupun membeli termpat sampah sendiri atau sekedar menaruh sampahnya di depan rumah agar mudah untuk diambil. Selain itu ada juga motor khusus pengangkut sampah bantuan dari Kecamatan Sangatta Utara sebagai sarana untuk mengumpulkan dan membawa sampah dari tempah sampah warga maupun dari rumah warga untuk dibawa ke tempat pembuangan sementara.
Pohon-pohon peneduh dan pengindah lingkungan ketika masuk Gang Famili akan sangat jarang ditemukan. Hal ini karena perumahan yang sudah mulai banyak. Namun ketika masuk dapat ditemukan bahwa masih ada pohon-pohon sebagai peneduh atau sekedar pengindah lingkungan.
Keadaan drainase warga RT 24 ini bisa dibilang cukup baik karena sudah terkelola, walaupun ada sebagian warga yang kurang peduli dengan tidak membuat drainase sendiri di sekitar rumah mereka. Namun sudah terdapat drainase sebagai jalan air menuju sungai yang sekaligus menjadi batas wilayah RT 24 dengan RT 43.
C.       Pola Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah di lingkungan RT 24 ini hanya terhenti pada tahap membuang sampah pada tempatnya. Meskipun ada Pak Ganing (tokoh lingkungan) yang masih senantiasa melakukan pemilahan terhadap sampah organik dan anorganik. Bahkan penggunaan sampah organik menjadi pupuk kompos. Namun dalam survey ternyata masih ada warga yang membuang tidak pada tempatnya. Setelah ditelusuri ternyata warga yang membuang sampah sembarangan atau tidak pada tempatnya ini adalah warga yang tidak ikut iuran bulanan sampah. Iuran bulanan sampah di RT 24 sendiri adalah 20 ribu rupian, ini sebagai ganti pengambilan sampah dari rumah warga untuk dibawa ke tempat pembuangan sementara. Namun bagi warga yang melakukan hajatan atau menebang pohon akan memberikan tambahan biaya sesuai dengan kesadaran masing-masing warga.

III.   Data Penunjang
A.    Data RT berkaitan dengan jumlah warga RT 24 ini adalah sebagai berikut:
Penduduk laki-laki                 : 239
Penduduk Perempuan            : 249
Jumlah                                    : 488

B.     Peta Wilayah
PETA WILAYAH RT 24
KECAMATAN SANGATTA UTARA – KUTAI TIMUR
eqweff
 
1111111111111111111112ww345456566
 
HHHHDD



















 


















Keterangan:                                        
         Jl. Yos Sudarso
Drainase
Gang Famili
 
Rumah Kepada Dusun (Kadus)
Famili 1
eqweff
 
Rumah Ketua RT
Famili 2
 
Rumah Pak Ganing
Famili 3
 
Rumah Pak Raisunta
Famili 4
 
TPA
 
  Posyandu
Masjid
IV.   Penutup
Berbekal tekad dan semangat untuk terlaksanannya RT 24 Kecamatan Sangatta Utara yang bersih, sehat dan mandiri (BERSEMI) dan ADIPURA untuk Kutai Timur. Besar harapan kami agar data-data hasil survei dan observasi kami ini dapat memberi manfaat bagi diri kami pribadi, pihak RT maupun bagi Kabupaten Kutai Timur sendiri.
Demikian laporan survei di RT 24 Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur ini kami susun sebagai kerangka kerja dan bertindak guna mendukung suksesnya kegiatan fasilitator tujuh titik pantau Adipura dan Kampung Bersemi Sangatta Kutai Timur di tahun 2013.





















Lampiran
FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN

Mencari data dari Ketua RT 24

Bertemu dengan Tokoh Agama RT 24
Rumah Kepala Dusun Pinang Raya (Gang Famili)

Posyandu RT 24 (dilengkapi dengan tempat sampah)
Batas RT 24 dengan 43

Salah satu tempat sampah warga
Warga menempatkan sampah di depan gerbang agar mudah diambil pengangkut sampah

Drainase yang sekaligus sebagai batas antara RT 24 dengan 47

Tidak ada komentar:

Posting Komentar