LAPORAN
OBSERVASI BULAN JULI 2013
Laporan ini Dibuat Guna Sebagai Bahan Rujukan
Fasilitasi Pendampingan Kampung Bersemi dan Tujuh Titik Pantau Adipura
Gang Famili RT 24 Kecamatan Sangatta Utara
Kabupaten Kutai Timur
Tahun 2013
Disusun oleh:
Nur Muhabibudin
Gerhanu Heri Purnomo
FASILITATOR
PENDAMPINGAN KAMPUNG BERSEMI DAN TUJUH TITIK PANTAU ADIPURA KUTAI TIMUR
LAPORAN OBSERVASI
(PENGAMATAN)
RT 24 (GANG
FAMILI)
I.
Pendahuluan
A.
Sejarah
RT
RT 24 pada
dasarnya lebih dikenal dengan Gang Famili dengan 3 rumpun RT yaitu RT 24
sendiri, RT 23 dan RT 43. Berkaitan dengan sejarah RT 24 ini tidak terdapat
jejak pasti peninggalan sejarah berupa monumen, prasasti maupun data tertulis.
Namun lebih pada data wawancara dengan orang yang mengalami maupun mengetahui
tentang sejarah RT ini. Menurut beberapa informasi dan interview dengan tokoh
RT dan masyarakat setempat diketahui bahwa awal terbentuknya Gang Famili itu
sekitar tahun 1991. Asal kata Famili sendiri adalah serapan dari bahasa Inggris
Family yang artinya keluarga. Pada mulanya ada beberapa
keluarga yang berkumpul dan menempati daerah tersebut kemudian membentuk
komunitas dan satu persatu mulai ada pembukaan-pembukaan terhadap lahan baru di
wilayah tersebut. Apalagi ketika itu Gang Famili mempunyai sumber air berupa
sungai yang bersih dan sering digunakan sebagai tempat mandi sehingga lambat
laun semakin banyak orang yang bermukim dan tinggal di daerah tersebut. Awalnya
Gang Family ini hanya 1 RT saja yaitu RT 27 namun dalam perkembangan dengan
jumlah penduduk yang semakin banyak maka timbulah pemekaran-pemekaran yang
terjadi di wilayah Gang Famili ini. RT yang pada mulanya hanya RT 27 maka
dibagi lagi menjadi 3 RT yaitu RT 23, 24 dan 43.
Ketika terjadi
musim kemarau panjang dari tahun 1993 sampai 1994 warga Gang Famili banyak yang
kekurangan air. Maka untuk menanggulanginya air sungai yang masih bersih
dipompa menggunakan alat kemudian dialirkan ke rumah warga. Warga masyarakat Gang
Famili yang mayoritas beragama Islam pada tahun 1992 atas inisiatit warga
akhirnya terbentuklah Mushala sebagai tempat ibadah. Baru pada tahun 1995
mushala yang dianggap sudah tidak mampu lagi menampung jumlah jama’ah maka
dengan gotong-royong warganya mengganti mushala menjadi masjid yang
kapasitasnya lebih banyak. Gotong royong warga sangat itu sangat kuat dan
antusias sehingga Gang Famili inilah yang dulunya menjadi Gang pertama yang
terdapat penerangan listrik. Pada tahun 1994 gang ini juga telah membangun
sebuah posyandu yang dalam pembangunannya merupakan iuran dan sumbangan dari
warga tidak meminta bantuan PEMDA sama sekali. Posyandu bahkan menjadi juara 1
lomba posyandu kala itu.
B.
Gambaran
Umum RT
Warga masyarakat
RT 24 ini kebanyakan merupakan warga pendatang, seperti suku Jawa, Bugis,
Banjar, Dayak, Sunda, Madura dan Lombok, warga aslinya yaitu suku Kutai lebih
banyak mengasingkan diri kedaerah pesisir. Warga suku jawa dan Bugis yang lebih
mendominasi di RT ini. Kebiasaan berbahasa ataupun bahasa yang digunakan dalam
keseharian warga adalah Bahasa Indonesia, hal ini agar tidak terjadi miss comunication atau kesalahfahaman
antara warga yang berbeda Suku dan bahasa. Namun dalam kehidupan di rumah
ataupun jika bertutursapa dengan sesama suku, warga juga menggunakan bahasa suku
masing-masing.
Kegiatan
kemasyarakatan berupa gotong royong di daerah ini bisa dibilang sudah cukup
baik, karena masih banyak warga yang menyempatkan untuk ikkut berpatisipasi
disela-sela kesibukan mereka. Kegiatan warga yang dianggap paling dominan untuk
berkumpul dan bermusyawarah adalah kegiatan pengajian ibu-ibu yang diadakan
setiap hari minggu. Selain itu juga ada kegiatan pengajaran keagamaan kepada
anak-anak yaitu TPA. Sedangkan PKK sendiri dianggap kurang berperan karena
vakum dan tidak pernah ada kegiatan di lingkungan RT ini.
II.
Observasi
Potensi
A.
Gambaran
Tokoh
1.
Ketua
RT
Ketua RT 24
sekarang dijabat oleh Bapak Ali Mahmudi, beliau memangku jabatan ini sudah 1
tahun. Selain dipercaya sebagai Ketua RT beliau adalah pedagang, beliau
mempunyai usaha toko alat-alat bangunan. Dalam perjalanannya RT 24 ini telah
mengalami beberapa pergantian Ketua RT. Sebelum Pak Ali Mahmudi yang menjabat
sebagai Ketua Rt 24 ini adalah Pak Udin, Pak Wahyudi, Pak Slamet Riyadi dan Pak
Hasim Jabir. Jadi RT 24 Gang Famili ini sudah mengalami pergantian Ketua RT
sebanyak lima kali.
2.
Tokoh
Masyarakat
Salah satu tokoh
kunci yang berperan dalam terbentuknya gang Famili ini adalah Pak Suprapto. Beberapa
informasi berkaitan dengan sejarah maupun kondisi RT 24 Gang Famili ini di
dapatkan dari keterangan beliau. Beliau sendiri merupakan Kepada Dusun (Kadus)
yang mempunyai banyak peran terhadap prestasi Gang Famili. Beliau merupakan
pensiunan polisi yang yang kemudian bergabung dengan perusaan KPC dan pernah
juga menjadi konsultan. Beliau diangkat sebagai kepala dusun sejak tahun 1997
dan menjabat hingga sekarang. Beliau juga merupakan Ketua yayasan TPA. Istri
beliau Hj. Nani Herawati merupakan Ketua Posyandu, ketua yasinan dan ketua TPA.
Meskipun Pak Purwanto termasuk kedalam warga RT 23, karena rumahnya yang
terdapat perbatasan di RT 23. Beliaulah yang mempunyai peran yang sangat besar
terhadap prestasi dan perkembangan Gang Famili.
Tokoh masyarakat
yang lain adalah Pak Raisunta yang rumahnya tepat di depan Masjid. Beliau
adalah anggota DPR Kabupaten Kutai Timur.
3.
Tokoh
Agama
Gang Famili
merupakan gang yang mayoritas warganya beragama Islam, sehingga peran tokoh
agama terhadap perkembangan RT ini sangatlah besar. Beberapa tokoh agama yang
terdapat di RT 24 ini diantaranya adalah Pak Sabeni (Imam Masjid), Ust.
Samsudin dan Ust. Sukri.
4.
Tokoh
Adat
Masyarakat RT 24
yang terdiri dari berbagai rumpun suku dan adat istiadat yang berbeda tidak
menjadikan pemecah persatuan antar warga. Tokoh adat di lingkungan RT 24 ini
tidak begitu terlihat bahkan bisa dianggap tidak ada karena tipologi
masyarakatnya yang sangat terbuka.
5.
Tokoh
Lingkungan (Kader Lingkungan)
Lingkungan yang
bersih, tertib dan teratur akan membuat suasana yang asri dan nyaman. Tokoh
lingkungan yang terdapat di RT 24 ini adalah Pak Imam Mustakim, yang merupakan
anak dari Pak Sabeni (Tokoh Agama). Beliau adalah orang yang bekerja sebagai
pengambil sampah dari rumah warga RT 24 ini. Setiap hari dengan motor khusus
pengangkut sampah beliau mengambil sampah-sampah yang telah dikumpulkan di
depan rumah warga.
Selain Pak Imam
Mustakim yang bertugas sebagai pengangkut sampah ke tempat pembuangan sementara
kader lingkungan yang lain adalah Pak Ganing. Beliau adalah karyawan di UPT KPP
yang memang bekerja di bidang penanganan sampah. Beliau selalu mengajak warga
untuk membuang sampah pada tempatnya, juga menyuruh warga untuk mengurangi
timbulan sampah yaitu dengan memilah sampah yang dipakai sehari-hari. Beliau
pernah mengajak warga untuk mengelola sampah yang organik menjadi pupuk kompos.
Sebenarnya antusiasme warga cukup tinggi terhadap ajakan tersebut, namun karena
kesibukan warga akhirnya hanya ada 1 atau 2 saja yang ikut, itupun dari
lingkungan keluarga Pak Ganing sendiri.
Warga masyarakat RT 24 pada dasarnya
selalu sepakat dan antusias terhadap kebijakan maupun program-program di RT
mereka. Namun karena kesibukan pekerjaan sehingga warga tidak mampu untuk
berpartisipasi penuh. Setiap kebijakan yang diambil maupun dilaksaksanakan
selama ini tidak ada yang bertentangan maupun tidak sepakat. Hanya saja
terkadang kondisi yang tidak bisa dipungkiri sehingga kebijakan maupun program
itu tidak semua dijalankan oleh warga.
Masyarakat warga RT 24 ini merupakan
warga yang bisa dibilang cukup baik dalam hal tingkat kehidupannya. Dengan
rata-rata kondisi masyarakat yang bertaraf hidup menengah keatas, sehingga
banyak warga yang tidak terlalu berharap dengan kebijakan pembiayaan pemerintah
dalam menjalankan program-program kemasyarakatan. Selain itu juga karena
prosedural yang cukup merepotkan ketika masyarakat harus selalu berharap dengan
Pemerintah Daerah. Namun tetap saja ketika ada bantuan dari Pemerintah warga
masyarakat akan senantiasa menyambutnya dengan baik.
B.
Kondisi
Sarana Prasarana
Tempat sampah
warga menjadi salah satu penunjang guna menciptakan suasana kebersihan terhadap
lingkungan maupun kesadaran untuk senantiasa membuang sampah pada tempatnya.
Dari tempat sampah warga itu akan diambil kembali untuk dikumpulkan di Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) dan pada akhirnya akan sampai di Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) untuk diproses. Tempat sampah yang terdapat di RT ini kebanyakan
adalah bantuan dari UPT KPP. Namun banyak warga yang mengeluhkan bahwa tempat
sampah itu kurang, sehingga tidak jarang warga yang membuat ataupun membeli
termpat sampah sendiri atau sekedar menaruh sampahnya di depan rumah agar mudah
untuk diambil. Selain itu ada juga motor khusus pengangkut sampah bantuan dari
Kecamatan Sangatta Utara sebagai sarana untuk mengumpulkan dan membawa sampah
dari tempah sampah warga maupun dari rumah warga untuk dibawa ke tempat
pembuangan sementara.
Pohon-pohon
peneduh dan pengindah lingkungan ketika masuk Gang Famili akan sangat jarang
ditemukan. Hal ini karena perumahan yang sudah mulai banyak. Namun ketika masuk
dapat ditemukan bahwa masih ada pohon-pohon sebagai peneduh atau sekedar
pengindah lingkungan.
Keadaan drainase
warga RT 24 ini bisa dibilang cukup baik karena sudah terkelola, walaupun ada
sebagian warga yang kurang peduli dengan tidak membuat drainase sendiri di
sekitar rumah mereka. Namun sudah terdapat drainase sebagai jalan air menuju
sungai yang sekaligus menjadi batas wilayah RT 24 dengan RT 43.
C.
Pola
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan
sampah di lingkungan RT 24 ini hanya terhenti pada tahap membuang sampah pada
tempatnya. Meskipun ada Pak Ganing (tokoh lingkungan) yang masih senantiasa
melakukan pemilahan terhadap sampah organik dan anorganik. Bahkan penggunaan
sampah organik menjadi pupuk kompos. Namun dalam survey ternyata masih ada
warga yang membuang tidak pada tempatnya. Setelah ditelusuri ternyata warga
yang membuang sampah sembarangan atau tidak pada tempatnya ini adalah warga
yang tidak ikut iuran bulanan sampah. Iuran bulanan sampah di RT 24 sendiri
adalah 20 ribu rupian, ini sebagai ganti pengambilan sampah dari rumah warga
untuk dibawa ke tempat pembuangan sementara. Namun bagi warga yang melakukan
hajatan atau menebang pohon akan memberikan tambahan biaya sesuai dengan
kesadaran masing-masing warga.
III.
Data
Penunjang
A.
Data
RT berkaitan dengan jumlah warga RT 24 ini adalah sebagai berikut:
Penduduk laki-laki : 239
Penduduk Perempuan : 249
Jumlah :
488
B.
Peta
Wilayah
PETA WILAYAH RT
24
KECAMATAN
SANGATTA UTARA – KUTAI TIMUR
|
|
Keterangan:
Jl. Yos
Sudarso
|
Drainase
|
||
Gang Famili
|
|
||
Famili 1
|
|
||
Famili 2
|
|
||
Famili 3
|
|
||
Famili 4
|
|
||
|
Masjid
|
IV.
Penutup
Berbekal tekad dan
semangat untuk terlaksanannya RT 24 Kecamatan
Sangatta Utara yang bersih, sehat dan mandiri (BERSEMI) dan ADIPURA untuk Kutai
Timur. Besar harapan kami agar data-data hasil survei dan observasi kami ini dapat memberi manfaat bagi diri kami pribadi, pihak RT maupun bagi Kabupaten Kutai Timur sendiri.
Demikian laporan survei di RT 24 Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur ini kami susun
sebagai kerangka kerja dan bertindak guna mendukung suksesnya kegiatan fasilitator tujuh titik pantau Adipura dan Kampung Bersemi Sangatta Kutai Timur di tahun 2013.
Lampiran
FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN
Mencari data dari Ketua RT 24
Bertemu dengan Tokoh Agama RT 24
Rumah Kepala Dusun Pinang Raya (Gang Famili)
Posyandu RT 24 (dilengkapi dengan tempat sampah)
Batas RT 24 dengan 43
Salah satu tempat sampah warga
Warga menempatkan sampah di depan gerbang agar mudah diambil
pengangkut sampah
Drainase yang sekaligus sebagai batas antara RT 24 dengan 47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar