Menikah
merupakan sesuatu yang banyak mengubah hidup banyak wanita. Baik dari segi
penampilan, tingkah laku maupun kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan
wanita sebelum ia melangkah ke jenjang
pernikahan.
Apakah menjadi
wanita seutuhnya harus melawati fase pernikahan terlebih dahulu. Apabila demikian,
apakah jika seorang wanita belum melangsungkan pernikahan, ia dapat dikatakan
belum menjadi wanita yang ideal. Mengapa menunggu menikah. Pertanyaannya, bagaimanakah
wanita seutuhnya itu?
Apakah wanita yang
memenangkan konteks kecantikan karena memiliki keunggulan pada indakator 3B
yaitu beauty, brain dan behavior. Ataukah dia yang menjadi
istri yang patuh kepada suaminya dan menjadi panutan bagi anak-anaknya. Baik
menjadi wanita full time mother, carrier women atau seorang wanita yang
mampu mnyeimbangkan domestic rumah tangga dengan urusan pekerjaan ataupun
wanita yang dapat menjadi guru bagi pendidikan anak-anaknya.
Apapun pendapat,
teori maupun pandangan tentang wanita seutuhnya. Bagi saya wanita seutuhnya
yakni wanita yang berfisik wanita tanpa cacat. Memiliki anggota tubuh yang
komplit tidak kurang, dan intinya yang membedakan wanita dengan laki-laki yakni
memiliki rahim dan payudara (Upsz, maaf
rada vulgar!), tidak memiliki kumis, janggut maupun jakun.
Kemudian, jika
telah memiliki fisik seperti demikian, seorang wanita perlu akan femahaman
mengenai fungsi dan tugasnya sesuai posisi dia saat itu dengan tidak menyalahi
kodrat dia sebagai seorang wanita yang dimuliakan dalam Islam.
Bagi para wanita,
yah termasuk saya. Kita telah terlahir menjadi seorang wanita. Yuu sama-sama
kita fahami fungsi dan tugas kita saat ini. Entah sebagai mahasiswi, wanita
karir atau apapun itu. Pantaskan diri kita agar diwanitakan oleh yang bukan
wanita. Mulailah dari saat ini, dari yang kecil-kecil dan terus menerus.
Menjadi wanita seutuhnya tak perlu menunggu menikah!
#ww
Tidak ada komentar:
Posting Komentar