BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada masa Nabi terkadang
ada suatu pertanyaan yang dilontarkan kepada beliau, dengan maksud meminta
ketegasan hukum atau memohon penjelasan secara terperinci tentang urusan-urusan
agama, sehingga turunlah beberapa ayat dari ayat-ayat al-Qur’an, hal yang seperti
itulah yang dimaksud dengan asbabun nuzul atau sebab-sebab turunnya
al-Qur’an.
Pemaknaan ayat al-Qur’an
seringkali tidak diambil dari makna letter lack. Oleh karena itu perlu
diketahui hal-hal yang berhubungan dengan turunnya ayat tersebut. Sedemikian
pentingnya hingga Ali ibn al-Madiny guru dari Imam al-Bukhari ra menyusun ilmu
asbabun nuzul secara khusus. Kemudian ilmu asbabun nuzul berkembang sehingga
memudahkan para mufassirin dalam menerjemahkan ayat-ayat al-Qur’an serta
memahami isi kandungannya.
Dalam tulisan singkat ini
akan sedikit membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan asbab-an-nuzul,
mulai dari pengertian, macam-macam asbabunnuzul, fungsi pentingnya dari
asbabunnuzul itu sendiri serta kaidah yang terkandung dalam penetapan hukum
yang terkait dalam asbabunnuzul. Namun, kesempurnaan makalah ini kami sadari
masih sangatlah jauh, sehingga mungkin bagi kita untuk terus belajar dan
mendalaminya di kesempatan yang mendatang.
2. Rumusan
Masalah
1. Apa pengertian dari asbabun nuzul ?
2. Apakah macam-macam dari asbabun nuzul?
3. Apakah fungsi pentingnya dari asbabun nuzul ?
4. Apakah kaidah yang terkandung dari asbabun nuzul ?
5. Apakah kaitan antara kaidah penetapan hukum dengan
asbabun nuzul ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut
bahasa (etimologi), asbabun nuzul berarti turunnya ayat-ayat
al-Qur’an, dari kata “asbab” jamak dari “sababa” yang
artinya sebab-sebab, nuzul yang artinya turun. Yang dimaksud disini adalah ayat
al-Qur’an. Asbabun nuzul adalah suatu peristiwa atau saja yang menyebabkan
turunnya ayat-ayat al-Qur’an baik secara langsung atau tidak langsung.
Menurut
istilah atau secara terminologi asbabun nuzul terdapat banyak pengertian,
diantaranya :
1. Menurut Az-Zarqani
“Asbab
an-Nuzul adalah hal khusus atau sesuatu yang terjadi serta hubungan dengan
turunnya ayat al-Qur’an yang berfungsi sebagai penjelas hukum pada saat
peristiwa itu terjadi”.
2. Ash-Shabuni
“Asbab
an-Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau
beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan kejadian tersebut,
baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian yang berkaitan
dengan urusan agama”.
3. Subhi Shalih
ما نزلت الآية اواآيات بسببه متضمنة له او
مجيبة عنه او مبينة لحكمه زمن وقوعه
“Asbabun
Nuzul adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau beberapa ayat
al-Qur’an yang terkadang menyiratkan suatu peristiwa sebagai respon atasnya
atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum ketika peristiwa itu terjadi”.
4. Mana’ al-Qathan
مانزل
قرآن بشأنه وقت وقوعه كحادثة او سؤال
“Asbab
an-Nuzul adalah peristiwa yang menyebabkan turunnya al-Qur’an berkenaan
dengannya waktu peristiwa itu terjadi, baik berupa satu kejadian atau berupa
pertanyaan yang diajukan kepada Nabi”.
5. Nurcholis Madjid
Menyatakan bahwa asbab al-nuzul adalah
konsep, teori atau berita tentang adanya sebab-sebab turunnya wahyu tertentu
dari al-Qur’an kepada Nabi saw baik berupa satu ayat, satu rangkaian ayat
maupun satu surat.
Kendatipun
redaksi pendefinisian di atas sedikit berbeda semua menyimpulkan bahwa asbab
an-nuzul adalah kejadian/peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat
al-Qur’an dalam rangka menjawab, menjelaskan,
dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari kejadian tersebut.
Mengutip
pengertian dari Subhi al-Shaleh kita dapat mengetahui bahwa asbabun nuzul ada
kalanya berbentuk peristiwa atau juga berupa pertanyaan, kemudian asbabun nuzul
yang berupa peristiwa itu sendiri terbagi menjadi 3 macam :
1. Peristiwa berupa pertengkaran
Seperti
kisah turunnya surat Ali Imran : 100
Yang
bermula dari adanya perselisihan oleh kaum Aus dan Khazraj hingga turun ayat
100 dari surat Ali Imran yang menyerukan untuk menjauhi perselisihan.
2. Peristiwa berupa kesalahan yang serius
Seperti
kisah turunnya surat an-Nisa’ : 43
Saat
itu ada seorang Imam shalat yang sedang dalam keadaan mabuk, sehingga salah
mengucapkan surat al-Kafirun, surat An-Nisa’ turun dengan perintah untuk
menjauhi shalat dalam keadaan mabuk.
3. Peristiwa berupa cita-cita/keinginan
Ini
dicontohkan dengan cita-cita Umar ibn Khattab yang menginginkan maqam Ibrahim
sebagai tempat shalat.
Sedangkan
peristiwa yang berupa pertanyaan dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Pertanyaan tentang masa lalu seperti :
“Mereka
akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: "Aku
akan bacakan kepadamu cerita tantangnya". (QS. Al-Kahfi: 83)
2. Pertanyaan yang berhubungan dengan
sesuatu yang sedang berlangsung pada waktu itu seperti ayat:
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.
Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi
pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al-Isra’ : 85)
3. Pertanyaan tentang masa yang akan datang
“(orang-orang
kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya?”
B. Macam-macam Asbab
an-Nuzul
1. Dilihat dari sudut pandang redaksi yang
dipergunakan dalam riwayat asbab an-nuzul
a. Sarih (jelas)
Artinya
riwayat yang memang sudah jelas menunjukkan asbabunnuzul dengan indikasi
menggunakan lafal (pendahuluan).
سبب
نزول هذه الآية هذا...
Sebab
turun ayat ini adalah
حدث
هذا... فنزلت الآية
Telah
terjadi …… maka turunlah ayat
سئل
رسول الله عن كذا... فنزلت الآية
Rasulullah
pernah kiranya tentang …… maka turunlah ayat.
b. Muhtamilah (masih kemungkinan atau belum
pasti)
Riwayat
belum dipastikan sebagai asbab an-Nuzul karena masih terdapat keraguan.
نزلت
هذه الآية فى كذا...
(ayat
ini diturunkan berkenaan dengan)
احسب
هذه الآية نزلت فىكذا...
(saya
kira ayat ini diturunkan berkenaan dengan ……)
ما
احسب نزلت هذه الآية الا فىكذا...
(saya
kira ayat ini tidak diturunkan kecuali berkenaan dengan …)
2. Dilihat dari sudut pandang terbilangnya
asbabun nuzul untuk satu ayat atau terbilangnya ayat untuk satu sebab asbab
an-nuzul.
a. Beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi
turunnya satu ayat
b. Satu sebab yang melatarbelakangi turunnya
beberapa ayat.[5]
C. Fungsi
Pentingnya Asbabun Nuzul
1. Penegasan bahwa al-Qur’an benar-benar dari
Allah SWT
2. Penegasan bahwa Allah benar-benar
memberikan perhatian penuh pada rasulullah saw dalam menjalankan misi
risalahnya.
3. Penegasan
bahwa Allah selalu bersama para hambanya dengan menghilangkan duka cita mereka
4. Sarana memahami ayat secara tepat.
5. Mengatasi keraguan ayat yang diduga mengandung
pengertian umum
6. Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam
al-Qur’an
7. Mengidentifikasikan pelaku yang menyebabkan
turunnya ayat al-Qur’an
8. Memudahkan untuk menghafal dan memahami
ayat serta untuk memantapkan wahyu di hati orang yang mendengarnya.
9. Mengetahui makna serta rahasia-rahasia
yang terkandung dalam al-Qur’an.
10. Seorang dapat menentukan apakah ayat
mengandung pesan khusus atau umum dan dalam keadaan bagaimana ayat itu mesti
diterapkan.
D. Cara Mengetahui Riwayat
Asbab an-Nuzul
Asbab
an-nuzul adalah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah saw. Oleh karena
itu, tidak boleh tidak ada jalan lain untuk mengetahuinya selain berdasarkan
periwayatan (pentransmisian) yang benar (naql as-shalih) dari orang-orang yang
melihat dan mendengar langsung turunnya ayat al-Qur’an.
Al-wahidi berkata :
لا يحل القول فى اسباب نزول الكتاب الاّ
بالرواية والسماع ممن شاهدواالتنزيل ووقفوا على الاسباب وبحثوا عن علمها
“Tidak
boleh memperkatakan tentang sebab-sebab turun al-Qur’an melainkan dengan dasar riwayat
dan mendengar dari orang-orang yang menyaksikan ayat itu diturunkan dengan
mengetahui sebab-sebab serta membah
pengertiannya”.
Sejalan
dengan itu, al-Hakim menjelaskan dalam ilmu hadits bahwa apabila seorang
sahabat yang menyaksikan masa wahyu dan al-Qur’an diturunkan, meriwayatkan
tentang suatu ayat al-Qur’an bahwa ayat tersebut turun tentang suatu
(kejadian). Ibnu al-Salah dan lainnya juga sejalan dengan pandangan ini.
Berdasarkan
keterangan di atas, maka sebab an-nuzul yang diriwayatkan
dari seorang sahabat diterima sekalipun tidak dikuatkan dan didukung riwayat
lain. Adapun asbab an-nuzul dengan hadits mursal (hadits yang gugur dari
sanadnya seorang sahabat dan mata rantai periwayatnya hanya sampai kepada
seorang tabi’in). riwayat seperti ini tidak diterima kecuali sanadnya sahih dan
dikuatkan hadits mursal lainnya.
Biasanya
ulama menggunakan lafadz-lafadz yang tegas dalam penyampaiannya, seperti:
“sebab turun ayat ini begini”, atau dikatakan dibelakang suatu riwayat “maka turunlah
ayat ini”.
Contoh
: “beberapa orang dari golongan Bani Tamim mengolok-olok Bilal, maka turunlah
ayat Yaa aiyuhal ladzina amanu la yaskhar qouman”.
E. Kaidah
Penetapan Hukum Dikaitkan dengan Asbabun Nuzul
Asbabun
Nuzul sangatlah erat kaitannya dengan kaidah penetapan hukum. Seringkali
terdapat kebingungan dan keraguan dalam mengartikan ayat-ayat al-Qur’an karena
tidak mengetahui sebab turunnya ayat. Contohnya firman Allah dalam surat
al-Baqarah ayat 115 yang artinya :
“Dan
kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah
wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui”.
Firman
Allah itu turun berkenaan dengan suatu peristiwa yaitu beberapa orang mukmin
menunaikan shalat bersama Rasulullah saw. Pada suatu malam yang gelap gulita
sehingga mereka tidak dapat memastikan arah kiblat dan akhirnya masing-masing
menunaikan shalat menurut perasaan masing-masing sekalipun tidak menghadap arah
kiblat karena tidak ada cara untuk mengenal kiblat.
Seandainya
tidak ada penjelasan mengenai asbabun nuzul tersebut mungkin masih ada orang
yang menunaikan shalat menghadap ke arah sesuka hatinya dengan alasan firman
Allah surat al-Baqarah ayat 115.[10]
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
1. Asbabun
nuzul adalah sebab turunnya al-Qur’an (berupa peristiwa/pertanyaan) yang
melatarbelakangi turunnya ayat al-Qur’an dalam rangka menjawab, menjelaskan,
dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari kejadian tersebut.
2. Asbabun
nuzul terdiri dari kata asbab (jamak dari sababa yang artinya sebab-sebab), dan
nuzul (artinya turun).
3. Macam-macam
asbabun nuzul ada 2, yaitu :
a. Dari sudut pandang redaksi yang dipergunakan
dalam riwayat asbabun nuzul meliputi sharih dan muhtamilah
b. Dari sudut pandang terbilangnya asbab
an-nuzul untuk satu ayat atau terbilangnya ayat untuk satu asbab an-nuzul
meliputi :
1) Beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi
turunnya satu ayat
2) Satu sebab yang melatarbelakangi turunnya
beberapa ayat
4. Urgensi
asbabun nuzul
a. Penegasan bahwa al-Qur’an benar dari Allah
b. Penegasan bahwa Allah benar-benar
memperhatikan Rasul dalam menjalankan misi risalahnya
c. Penegasan bahwa Allah selalu bersama para
hambanya dengan menghilangkan duka cita mereka
d. Sarana memahami ayat secara tepat
e. Mengatasi keraguan ayat yang diduga
mengandung pengertian umum
f. Mengkhususkan hukum yang terkandung dalam
al-Qur’an
g. Mengidentifikasi pelaku yang menyebabkan
turunnya ayat
h. Memudahkan menghafal dan memahami ayat
serta memantapkan wahyu di hati orang yang mendengarnya
i. Mengetahui makna serta rahasia yang
terkandung dalam al-Qur’an
j. Menentukan apakah ayat mengandung pesan
khusus/umum.
5. Cara
mengetahui riwayat asbabun nuzul melalui periwayatan yang benar dari
orang-orang yang melihat dan melihat langsung turunnya ayat
6. Kaidah
hukum yang belum jelas dalam al-Qur’an, dapat dipermudah dengan mengetahui
asbab-nuzulnya. Karena dengannya penafsiran ayat lebih jelas untuk dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
As-Shalih,
Subhi. 1985. Membahas Ilmu-Ilmu al-Qur’an.
Jakarta: Pustaka Firdaus.
Syadali,
Ahmad, dan Ahmad Rifa’i. 2006. Ulumul Qur’an I. Bandung:
Pustaka Setia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar